Friday 28 October 2011

Waktumu

Malam itu aku tengah konsentrasi mendikte makalah yang harus setor esok pagi. Di depanku teman sekelompok  makalahku dengan sigap mengetik tiap kata yang ku ucapkan. Dan membacanya sekilas di layar computer milik toko buku tempat ia bekerja. Di tengah keseruan kami berpacu dengan waktu, tiba – tiba kawanku mendelik dan segera memberi tanda agar aku bangkit dari dudukku setelah melihat ada seseorang menuju toko tersebut

 “yani!” pekiknya, menyebut nama orang yang datang.
 Segeralah aku menuju rak buku, berpura-pura memilih-milih buku menyamar  sebagai pengunjung toko. Kami tak ingin ketahuan menggunakan computer toko untuk keperluan peribadi.

“flashdisk ku ketinggalan fi!” setengah berlari ia segera menuju laci meja dan mengambil benda yang tertinggal tersebut. (belakangan aku tau bahwa ia memang selalu setengah berlari. Cekatan!). ketika berbalik ke pintu ia menyadari keberadaanku, tentu ia mengenali wajahku. Ia juga mahasiswa di kampusku. Segera ia tersenyum sekilas seperlunya padaku meski berbarengan dengan raut mencurigai. Tapi, seolah waktunya sempit ia segera bergegas pergi dengan tetap membopong map penuh kertas-kertas dan tentu saja menenteng FD-nya.

Beberapa saat setelah ia pergi aku kembali duduk di dekat temanku. Siap meneruskan kembali urusan kami.

“dia kaya sibuk banget ya?” tanyaku, tidak bisa menghilangkan kepenasaranku.
“ia memang begitu, kesibukannya luar biasa” jawab temanku.
“hebat,” gumanku.
“kamu ko gak? Kamu kan juga pegawai sini?” tanyaku kemudian.
“aku kan Cuma jaga, dia itu juga merangkap semacam staf omnya yang selain pemilik toko ini juga skretaris pribadi pejabat. Jadi sibuknya luar biasa, bikin proposal, nyatat-nyatat pengeluaran, pemasukan, macam-macam deh. Belum lagi pengajian, kuliah, organisasi-organisasi yang ia ikuti.” jelas temanku panjang lebar.

“coba tiru tuh,” celetuk ku kemudian.
“he..he..he..” jawabku hanya dibalas cengiran.
*  * * * 

Itulah kesan pertamaku, tak ku sangka beberapa waktu belakangan aku akan melihat dan terlibat langsung dengan “keluarbiasaan” keaktifannya itu. Ketika ia pindah ke kelas ku, ia seperti memberi warna baru “kicauan-kicauan” di kelas. Ketika selama ini yang selalu terdengar suara pejantan, kini selalu ada suara merdu dari makhluk jenis lain yang ikut-ikut berpendapat bahkan  ngeyel sesekali. Ketika presentasi raker departemen pemberdayaan perempuan yang biasanya di bawakan dengan senyum – senyum malu khas perempuan. Saat itu ia membawakan dengan keoptimisan dan program-program yang sungguh inovatif. Di lain waktu ia selalu terlihat cepat dan cekatan dalam setiap kegiatan. Dia selalu begitu, terkesan terburu-buru, seolah-olah ia tak ingin melewatkan tiap detik hidupnya dalam kesia-siaan. Waktunya seolah-olah tak banyak.

Kini aku baru sadar, bahwa memang waktu sahabat ku itu tidak banyak. Kini ia telah kehabisan waktu. Tapi semua tau, ia telah memanfaatkan waktunya dengan sangat baik. Kami hanya mengingat kebaikan selama waktu bersamanya.

“aku gak turu mambengi pakde!, gara-gara ngerjain makalah iki.” Protes yani ketika ku komentari makalahnya. Sejurus kemudian dia segera menceritakan segala kesibukannya yang selalu mencengangkan itu yang membuatnya tak sempat tidur hari itu.
Kini kau punya waktu untuk tidur dalam damai dan kebahagian.  Tak ada lagi yang bisa mengganggumu. Selamat sibuk dengan kedamaian sahabat…….    (buatmu, sri suryan dari Ali Basuki)

No comments:

Post a Comment