Malam
itu aku tengah konsentrasi mendikte makalah yang harus setor esok pagi. Di
depanku teman sekelompok makalahku
dengan sigap mengetik tiap kata yang ku ucapkan. Dan membacanya sekilas di
layar computer milik toko buku tempat ia bekerja. Di tengah keseruan kami
berpacu dengan waktu, tiba – tiba kawanku mendelik dan segera memberi tanda
agar aku bangkit dari dudukku setelah melihat ada seseorang menuju toko
tersebut
“yani!” pekiknya, menyebut nama orang yang
datang.
Segeralah aku menuju rak buku, berpura-pura
memilih-milih buku menyamar sebagai
pengunjung toko. Kami tak ingin ketahuan menggunakan computer toko untuk
keperluan peribadi.
“flashdisk
ku ketinggalan fi!” setengah berlari ia segera menuju laci meja dan mengambil
benda yang tertinggal tersebut. (belakangan aku tau bahwa ia memang selalu
setengah berlari. Cekatan!). ketika berbalik ke pintu ia menyadari
keberadaanku, tentu ia mengenali wajahku. Ia juga mahasiswa di kampusku. Segera
ia tersenyum sekilas seperlunya padaku meski berbarengan dengan raut
mencurigai. Tapi, seolah waktunya sempit ia segera bergegas pergi dengan tetap
membopong map penuh kertas-kertas dan tentu saja menenteng FD-nya.
Beberapa
saat setelah ia pergi aku kembali duduk di dekat temanku. Siap meneruskan
kembali urusan kami.
“dia
kaya sibuk banget ya?” tanyaku, tidak bisa menghilangkan kepenasaranku.
“ia
memang begitu, kesibukannya luar biasa” jawab temanku.
“hebat,”
gumanku.
“kamu
ko gak? Kamu kan juga pegawai sini?” tanyaku kemudian.
“aku
kan Cuma jaga, dia itu juga merangkap semacam staf omnya yang selain pemilik
toko ini juga skretaris pribadi pejabat. Jadi sibuknya luar biasa, bikin
proposal, nyatat-nyatat pengeluaran, pemasukan, macam-macam deh. Belum lagi
pengajian, kuliah, organisasi-organisasi yang ia ikuti.” jelas temanku panjang
lebar.
“coba
tiru tuh,” celetuk ku kemudian.
“he..he..he..”
jawabku hanya dibalas cengiran.
*
* * *
Itulah kesan
pertamaku, tak ku sangka beberapa waktu belakangan aku akan melihat dan
terlibat langsung dengan “keluarbiasaan”
keaktifannya itu. Ketika ia pindah ke kelas ku, ia seperti memberi warna baru
“kicauan-kicauan” di kelas. Ketika selama ini yang selalu terdengar suara
pejantan, kini selalu ada suara merdu dari makhluk jenis lain yang ikut-ikut
berpendapat bahkan ngeyel sesekali.
Ketika presentasi raker departemen pemberdayaan perempuan yang biasanya di
bawakan dengan senyum – senyum malu khas perempuan. Saat itu ia membawakan
dengan keoptimisan dan program-program yang sungguh inovatif. Di lain waktu ia
selalu terlihat cepat dan cekatan dalam setiap kegiatan. Dia selalu begitu,
terkesan terburu-buru, seolah-olah ia tak ingin melewatkan tiap detik hidupnya
dalam kesia-siaan. Waktunya seolah-olah tak banyak.
Kini aku baru
sadar, bahwa memang waktu sahabat ku itu tidak banyak. Kini ia telah kehabisan
waktu. Tapi semua tau, ia telah memanfaatkan waktunya dengan sangat baik. Kami
hanya mengingat kebaikan selama waktu bersamanya.
“aku gak turu
mambengi pakde!, gara-gara ngerjain makalah iki.” Protes yani ketika ku
komentari makalahnya. Sejurus kemudian dia segera menceritakan segala
kesibukannya yang selalu mencengangkan itu yang membuatnya tak sempat tidur
hari itu.
Kini kau punya waktu
untuk tidur dalam damai dan kebahagian. Tak ada lagi yang bisa mengganggumu. Selamat
sibuk dengan kedamaian sahabat……. (buatmu, sri suryan dari Ali Basuki)
No comments:
Post a Comment