Dan benar saja, hari-hariku serasa tak ada artinya. Tak ada
semangat mengejar target kegiatan harian yang sudah cukup lama biasa aku
lakukan. Hanya di dalam kamar dengan seonggok barang-barang tentangnya dan
semua bayangan-bayangan saat bersamanya. Tak kuniatkan puasa meski seharian tak
satupun makanan yang kutelan. Sebuah penyesalan terhebat meski aku pernah
mengalami kegalauan yang lebih berat dari ini.
Ketika kulihat postingan-postingannya di jejaring sosial,
twitter dan facebook. Aku tertegun dan merasa semakin kacau. Dalam benakku
pertanyaan besar menghantui langkahku untuk mencoba kembali menguatkan hati.
“Apakah dia bahagia dengan hubungan yang seperti ini?”. Tak kuasa aku beranikan
diri untuk hubunginya, meski hanya lewat pesan sms kuberanikan diri untuk
menanyakan pertannyaan itu. Tak ada jawaban tapi pesanku kali ini dibalasnya
dengan sesuatu yang semakin membuatku takut bahwa aku benar-benar akan
dilupakannya. Aku tak kuasa menahan sedih dan gundah hati. Aku balas pesannya
dengan ajakan untuk kembali rujuk. Namun tak juga dibalasnya.
Tuhan, maafkan aku karena aku belum bisa membagi rasa
cintaku ini dengan benar. Aku masih sangat mencintainya melebihi apapun. Aku
tak bisa kehilangannya, aku takkan mampu menjalani hari-hariku tanpa dirinya.
Aku masih ingin berjuang bersamanya untuk mencapai cita-cita kami berdua. Aku
masih ingin berbagi dengannya, berbagi ilmu, berbagi canda, tawa, bahagia
maupun duka dan lara. Aku masih ingin mencintainya hingga maut akhirnya yang
memisahkan kami. Ketika kami salah tegurlah kami Tuhan tapi jangan pisahkan
kami saat ini. Ijinkan kami meraih kebahagiaan yang masih panjang rasanya untuk
mampu kami capai jika engkau kehendaki.
Aku memang laki-laki yang seharusnya mampu tegar menghadapi
segala cobaan lebih dari seorang perempuan. Namun aku takkan menyesal jika aku
seperti ini karena orang yang benar-benar aku sayangi. Meski perjuanganku untuk
kembali bersama mungkin tak sehebat dahulu ketika masih belia. Aku rasa dengan
kedewasaan, kita akan mampu melalui ini dan aku yakin kita akan kembali lagi
bersama. Aku ingin kisah ini tak hanya menjadi kisah klasik yang kenangannya
akan sirna kala waktu menghempaskannya. Namun kisah ini harus hidup dan menjadi
cerita perjalanan kita hingga mampu kita wariskan kelak. Amin
No comments:
Post a Comment