Malam ini tak seperti malam-malam sebelumnya. Bukan
karena tak ada bintang atau rembulan tak lagi mau membagi terangnya. Alamnya
tetap sama dan hawanyapun sama saja, masih sedingin malam kemaren. Yang berbeda
ada pada diriku, tak tenang, fikiran kemana-mana. Entah apa yang aku harus
lakukan. Pikirku melayang dalam bayangan klise-klise kenangan seakan menghantui
istirahat malam melawan lelahnya badan setelah aktifitas seharianku.
"Aku yang selalu merasa sendiri, kini semakin
sendiri." Menyesal, ia aku sangat menyesal. Permasalahan sepele yang mampu
menghadirkan tindakan emosional semata dariku yang kini kusebut labil. Tak
kusangka akan seperti itu. Tak berkaca pada 23 tahun yang kusandang sebagai
usiaku saat ini sejak kemaren. Namun sikap dan tindakanku belum mampu menyamai
capaian usiaku sekarang yang tidak pantas bila harus disandingkan dengan kata
"labil".
"Maafkan aku, ini salahku, tak seharusnya aku
keterlaluan seperti itu." Ingin aku memulai sebuah percakapan kecil dari
kalimat itu, sejak 1 jam setelah dia tak membalas pesanku namun keraguan
membayangiku. Aku menunggunya mempertahankanku, menjelaskan kalau ini hanya
kejutan yang memang sudah dari lama ia persiapkan untuk menyambut hari
istimewaku, hari ulang tahunku. Dan "positif thinking" yang sempat
aku pegang teguh 180 derajat berubah jadi keragu-raguan dan ketakutan.
Prasangka buruk mulai mengacaukanku. Aku takut jalan ini yang memang selama ini
dia tunggu. Jalan yang sedari dulu selalu kuhindari dan aku benci, namun olehku
juga hari ini terjadi.
Dalam sela-sela waktu mengajarku aku sempatkan untuk
menelepon ibunya. Awalnya aku ingin berbagi dengannya tentang masalah ini
karena ia sosok yang bijak dan sudah banyak "makan asam garam"
bagiku. Seolah tak terjadi apa-apa perbincangan panjang melarutkanku dalam
keadaan, kami tertawa dan berbagi banyak hal dan aku tak mampu merusak senyum
itu, tertawa yang lepas itu. Aku malah sadar kalau iapun sangat kesepian
disana. Terlupa akan 1 hal malamnya aku kirim pesan ke ibu memberitahukan bahwa
aku hari ini ulang tahun sekaligus meminta do'a padanya. Wajar saja selama ini
aku tak pernah mendapat ucapan selamat ulang tahun dari keluargaku yang
sebenarnya sangat aku dambakan. Dalam kesempatan yang berbeda kucoba pula untuk
berbagi dengan pamanku. Namun lagi-lagi aku belum mampu untuk merusak indahnya
suasana.
Kini entah apa yang harus aku lakukan...aku benci
keadaan ini, aku benci diriku yang belum bisa ngemong dia dengan baik, aku
benci jarak ini. Jujur aku masih sangat mencintainya. aku masih sangat merindukannya.
Impian untuk bersama dengannya masih seperti dulu. Segala macam tentangnya pun
kini tidak hanya di dalam pikiranku saja. Frogy boneka katak darinya
surat-surat cinta dan bahkan cincin pertunangan kami kini selalu menemaniku
mengarungi malam yang pilu.
Ya Allah... Dzat Yang Maha membolak-balikan hati, jika
memang dia bukan ditakdirkan untuk menjadi pendamping hidup hamba. Jangan
biarkan hati ini selalu merindukan kehadirannya. Bantulah hamba agar tidak
memasukkan dia ke dalam pikiran dan hati hamba. Tundukkanlah pesonanya dari
pelupuk mata hamba. Jangan biarkan dia mengukir dirinya pada setiap sudut hati
hamba. Tukarlah kerinduan dan keinginan yang membelenggu ini dengan kasih
sayang-Mu yang begitu suci dan murni serta meliputi semua makna dalam kasih
sayang-Mu. Bantulah hamba agar dapat menyayanginya sebagai saudara seiman yang
diikat tali ukhuwah Islamiyah. Yang akan menjadi perekat demi tegaknya
Agama-Mu.
Ya Allah... Dzat Yang Maha Pengasih. Jika Engkau memang menciptakan dia untuk menjadi pendamping hidup hamba. Tolong bantu satukan hati kami. Bantu hamba untuk mencintainya. Bantu dia untuk mencintai hamba. Tanpa melebihi cinta hamba kepada-Mu. Kepada Rasul Mulia-Mu dan Jihad di Jalan-Mu. Anugerahkan pada hamba nilai kesabaran, niat tulus dan kebulatan tekad untuk menaklukkan hatinya.
Selimuti dirinya dengan kasih sayang-Mu yang Maha Luas tanpa batas.
Agar dia mampu mengerti dan menerima hamba apa adanya.
Untuk belajar saling mengisi dan melengkapi kekurangan serta bertahan dalam kebaikan.
Ya Allah... Dzat Yang Maha Penyayang. Tumbuhkan keyakina agar kami menjadi pasangan yang ikhlas berbagi suka dan duka. Semata-mata hanya dalam bingkai harapan akan Ridha-Mu. Ajari hamba mencantinya agar hamba semakin dekat kepada cinta-Mu. Tuntunlah langkah hamba menuju cahaya-Mu yang Abadi. Ajari hamba kesabaran dan kesetian kepada syariat-Mu. Didalam masa penantian ini. Sampai saat yang telah Engkau tetapkan bakal tiba waktunya.
Amin Ya Rabbal 'Alamin.
Ya Allah... Dzat Yang Maha Pengasih. Jika Engkau memang menciptakan dia untuk menjadi pendamping hidup hamba. Tolong bantu satukan hati kami. Bantu hamba untuk mencintainya. Bantu dia untuk mencintai hamba. Tanpa melebihi cinta hamba kepada-Mu. Kepada Rasul Mulia-Mu dan Jihad di Jalan-Mu. Anugerahkan pada hamba nilai kesabaran, niat tulus dan kebulatan tekad untuk menaklukkan hatinya.
Selimuti dirinya dengan kasih sayang-Mu yang Maha Luas tanpa batas.
Agar dia mampu mengerti dan menerima hamba apa adanya.
Untuk belajar saling mengisi dan melengkapi kekurangan serta bertahan dalam kebaikan.
Ya Allah... Dzat Yang Maha Penyayang. Tumbuhkan keyakina agar kami menjadi pasangan yang ikhlas berbagi suka dan duka. Semata-mata hanya dalam bingkai harapan akan Ridha-Mu. Ajari hamba mencantinya agar hamba semakin dekat kepada cinta-Mu. Tuntunlah langkah hamba menuju cahaya-Mu yang Abadi. Ajari hamba kesabaran dan kesetian kepada syariat-Mu. Didalam masa penantian ini. Sampai saat yang telah Engkau tetapkan bakal tiba waktunya.
Amin Ya Rabbal 'Alamin.
No comments:
Post a Comment