Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh
dengan berbagai keistimewaan dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya. Salah
satunya adalah dalam bulan ini segala amal ibadah seorang muslim akan dilipat
gandakan berkali-kali lipat. Hal itu berarti bahwa dalam ritualitas tersebut
seyogyanya dilaksanakan dengan penuh ketundukan kepada Sang Khalik oleh pemeluk
agama “rahmatan li al-alamin” ini. Dalam bulan yang penuh barokah ini
diharapkan menjadi sarana untuk dapat mendidik umat Islam hidup disiplin dengan
menahan diri dari segala perbuatan yang melanggar hukum dan aturan-aturan yang
ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Realitasnya kehidupan di dunia ini setiap orang
tentu memiliki beragam harapan, keinginan atau kepentingan-kepentingan yang
bersifat duniawi. Disisi lain, terdapat rambu-rambu mengenai upaya untuk
merealisasikan keinginan dengan kepentingan dengan cara yang benar-benar
diridhoi oleh Allah SWT.
Puasa tidaklah hanya sekedar menahan lapar
dan dahaga, namun juga menghindari dari segala perkataan dan perbuatan tercela. “Barang siapa tidak meninggalkan
perkataan dusta dan perbuatan keji, maka tidaklah ada artinya disisi Allah dia
meninggalkan makan dan minumnya” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah).
Mendisiplinkan diri untuk tidak melakukan
perbuatan yang dilarang dibulan puasa ini seperti menahan lapar diwaktu siang
hari, menahan diri dari perkataan yang kotor, berbohong dan perbuatan yang keji
serta hal-hal yang dapat mengurangi nilai ibadah puasa merupakan suatu upaya
untuk menjadikan sorang muslim “terbiasa” tanpa “terpaksa” yang pada akhirnya
akan menjadikan pribadi yang lebih produktif.
Pembiasaan untuk bisa hidup secara
seimbangan antara keinginan dan kepentingan yang tidak menyalahi dan
bertentangan dengan aturan-aturan Allah di bulan puasa ini akan menciptakan
pribadi muslim yang ta’at tidak hanya dibulan puasa ini namun di bulan-bulan
lainnya yang akan menjadikan seorang muslim untuk mendapatkan gelar taqwa yang
tertinggi disisi Allah.
No comments:
Post a Comment