Kehidupan itu
tidak semudah yang di bayangkan. Hidup itu harus penuh perjuangan dan kerja
keras. Hidup tanpa perjuangan dan kerja yang keras akan terasa mati dan tak
berguna. Begitulah nasib rakyat Indonesia yang ingin terlepas dari belenggu
kemiskinan, kehinaan dan keterbelakangan. Terkadang terbesit di benak rakyat
yang miskin ini, bagaimana cara rakyat inidonesia agar dapat terlepas dari
belenggu tersebut. Belenggu yang benar-benar mengiris hati dan meninggalkan sejuta
kenangan buruk dalam kehidupan. Sebenarnya dimana letak hati nurani para
pemimpin bangsa ini, yang seakan tutup mata melihat bangsa yang semakin
semprawut. Fenomena kesengsaraan rakyat seperti meningkatnya jumlah angka
kemiskinan. ANgka kemiskina yang semakin
meningkat. Anak-anak kian banyak yang putus sekolah dan semaki meraja lela.
Dimana pemerintah bangsa ini? Apakah mereka tidak bisa sedikit merasakan
penderitaan anak negeri ini?
Dahulu Indonesia disegani, bahkan
dijuluki macan ASIA. Kemana julukan itu? Dimana jiwa patriotism dan
nasionalisme kita saat ini? Bagaimana nasib negeri ini jika dipimpin oleh
pemimpin yang memiliki moral dan akhlak yang baik. Kapan negeri ini bisa
kembali seperti dulu yang para pejabatnya jujur, damai, terbuka dan adil.
Kepemimpinan para pejabat di mas kini, jikalau difikir secara logika mereka
hanya menginginkan uang. Bagi mereka uang adalah segalanya. Sehingga yang kaya
akan semakin kaya dan semakin merendahkan kaum miskin. Kemudian yang miskin
semakin miskin yang akan selalu direndahkan.
Korupsi terjadi dimana-mana,
koruptor seakan tak punya malu dan herannya lagi sudah jelas-jelas tersangka
korupsi masih saja dibela oleh Negara. Uang Negara digelapkan hingga milyaran
rupiah. Uang untuk kesejahteraan rakyat dimakan dengan lahapnya oleh pemimpin
yang tidak tahu diri. Di zaman kuno kemiskinan adalah milik bersama, makmur dan
kaya bersama. Namun mengapa berbeda sekali dengan sekarang ini. Bukankah Negara
ini terbentuk oleh kekuatan rakyatnya. Bukankah para pemimpin dan partai
politik itu sejak zaman pergerakan nasional tanpa dukungan rakyat tidak ada
apa-apanya. Namun sekarang uanglah yang berbicara.
Rakyat adalah alasan mengapa Negara
ini ada. Melihat bagaimana keadaan rakyat bangsa ini sekarang. SIapa yang akan
melindungi mereka? Melindungi rakyat miskin. Kemana si miskin harus mengadu
kalau pemerintah tidak perduli lagi dengan keberadaan mereka. Banyak dari
mereka yang lari ke luar negeri untuk menjual tenaga mereka sebagai TKI. Tidak
sedikit keuntungan Negara ini yang diperoleh dari devisa dan kerja keras mereka
ini. Banyak dari mereka yang pulang dengan sukses, membawa hasil jerih kerja
keras mereka, namun tak jarang banyak dari para TKI ini yang tidak dapat
kembali ke tanah air, bahkan ada sebagian dari mereka yang pulang dengan nama
tanpa jasad. Sungguh miris, kerja keras mereka yang sedikit Negara ini ikut
menikmati namun penderitaan mereka seakan tak dianggap.
Harapan dan impian anak bangsa yang
tinggi seakan menjadi mimpi yang manis bagi mereka, menjadi semangat dan
dorongan bagi mereka agar nantinya bisa sukses. Namun palah daya impian
tinggalan hanya sebuah bunga tidur yang menghiasi mimpi mereka. Semuanya hanya
sekejap ketika mereka harus dihadapkan kepada kemiskinan yang membuat mereka
tertinggal dengan si anak kaya. Tak ada biaya untuk bersekolah dan mencari ilmu
serta mencurahkan segenap keilmuan untuk meraih impian mereka. Sungguh
memprihatinkan nasib anak dalam negeri ini.
Seperti inilah gambaran kepedihan
orang-orang miskin di negeri yang konon kaya raya ini. Mereka sekakan tak
dianggap oleh wakil-wakil mereka di pemerintahan, yang ada hanyalah uang dan
uang bagi para pejabat itu. Tak sedikit pula karena desakkan ekonomi dan
persaingan untuk terlihat lebih kaya mereka korupsi dan memakan uang rakyat.
Nasib rakyat kiat terhimpit, bahkan untuk mencari makan tidak sedikit dari
rakyat miskin menjadi gelap mata dengan mencuri dan melakukan tindakan-tindakan
kriminal.
No comments:
Post a Comment