Sepulang shalat jum’at saya dan sahanbat-sahabat sudah
bersiap untuk touring ke Samarinda, bukan untuk hiburan tujuannya tapi untuk
menghadiri pernikahan sahabat karib kami. Benar-benar perjalanan yang luar
biasa, terlebih untukku ini yang pertama perjalanan jauh mengendarai motor.
Apalagi medan yang kami lalui cukup sulit karena banyak jalanan rusak dan
berlubang. Kurang lebih 3 setengah jam perjalanan kami lalui untuk sampai di
tempat tujuan kami, Samarinda. Untungnya seharian itu cuaca cerah mendukung
perjananan kami.
Sesampainya di Samarinda kami mengistirahatkan badan sejenak
dan berbenah diri di tempat salah seorang sahabat. Ba’da isya atau kurang lebih
pukul 8 malam kami jalan menuju tempat acara. Sangat meriah acara pernikahan
sahabat kami ini. Ternyata tempat itu juga sekaligus menjadi tempat reunian
kami dengan beberapa sahabat PMII dari Samarinda dan Kutai Kartanegara.
Setelahnya seperti sebuah ritual sahabat-sahabat pergerakan yang biasa kami
lakukan ketika bertemu sahabat dari jauh yaitu mencari tempat ngopi untuk
menghangatkan badan sekaligus berbagi cerita dan ilmu. Dalam istilah kami
sendiri bahasa “ngopi” selain secara bahasa kami artikan meminum kopi, istilah
“ngopi” juga kami artikan dalam bahasa lain yaitu ngobrol pintar. Istilah itu
dimaksudkan agar ngopi yang dipahami tidak hanya bersantai tapi juga berdiskusi
untuk menamah wawasan ilmu pengetahuan. ^_^
Tak lama “ngopi” di pinggiran sungai Mahakam, Samarinda kami
adakan. Bukan karena sudah tidak ada lagi yang ingin kami diskusikan, namun
karena cuaca yang mulai turun rintik-rintik hujan. Malam itu dengan kondisi
tubuh yang sudah sangat merasa kelelahan kami putuskan untuk istirahat di
Sekretariat PMII Samarinda. Paginya kami melanjutkan undangan acara Konfercab
di Tenggarong, Kutai Kartenegara. Satu jam perjananan kurang lebih untuk bisa
sampai tempat acara. Namun terlebih kami harus melalui sungai Mahakam dengan
kapal pengebrangan, tongkang namanya.
Dalam tongkang kami bisa melihat
keindahan Pulau Kemala sebuah daratan yang terletak di tengah Sungai Mahakam.
Konon Ceritanya pulai itu dulunya adalah sebuah kapal besar yang karam ketika
melalui Sungai Mahakam.
****
Sekali merengkuh dayung,
dua tiga pulai terlampaui. Begitulah ibaratnya perjalanan kami ini tidak
begitu saja pulang ”mumpung” di Tenggarong kami memutuskan sekalian Ziarah dan
berkunjung ke Musium Mulawarman yang cukup terkenal. Paling tidak sembari buat
oleh-oleh kenangan perjalanan ke Tenggarong.hehe
Siapapun pasti senang jalan-jalan, apa lagi ramai-ramai bersama teman, jadi hilang semua kepenatan. Pengalaman seperti itu layak untuk di sebarkan, menjadi penulis adalah jalan termudah untuk berbagi pengalaman itu.
ReplyDeleteterimakasih
ReplyDelete