Wednesday 15 January 2014

Sebuah Kado Pernikahan untuk Sahabatku



Mesti kondisi belum begitu fit malam itu tetap saja kupaksakan untuk keluar mencari kado ulang tahun untuk sahabatku yang akan menikah. Musim pancaroba seperti sekarang ini memang sangat rentan seseorang untuk sakit, entah karena flu, batuk bahkan demam. Sebenarnya aku sendiri sudah cukup lama sakit. Ya semenjak kembali ke tempat rantau dari kampung halaman aku jatuh sakit. Menggigil, demam, batuk pilek yang mengganggu kesehatanku selama lebih dari 1 mnggu, hingga pekerjaanku yang seharusnya harus kukejar karena satu minggu kutinggal ke kampung halaman meski terurungkan kembali untuk dijamah. Tak apalah rasa sakit justru akan menjadi pembelajaran bukan, bagaimana kita bisa lebih bersyukur ketika kita sehat.

Setelah bingung apa yang akan aku berikan untuk sahabatku, akhirnya seseorang memberikanku ide “bagaimana kalau buku saja”. Aku langsung terbuka pikirannya, “benar juga, buku bisa jadi hadiah yang mampu bertahan lama untuk dikenang”. Aku pergi ke toko buku terdekat di daerahku. 10 menit mengendarai motor akhirnya aku sampai di depan sebuah toko buku, Cahaya Bandung namanya. Setelah kurang lebih setengah jam mencari ternyata pilihan koleksi bukunya sedikit sekali, wajar saja kotaku masih kecil jadi untuk mencari sesuatu seperti buku yang diinginkan masih sangat sulit karena itu juga sempat beberapa kali aku harus memesan buku online untuk mencari referensi skripsiku. Dan alhamdulillah setelah lama pencarian kutemukan juga buku yang tepat. Judulnya juga kebetulan cocok dengan yang aku inginkan “Sebuah Kado Pernikahan”. Tidak sia-sia aku mencari kado buku, meski koleksinya sedikit di toko ini akhirnya kudapatkan juga apa yang aku cari.



Tak langsung beranjak setelah apa yang kucari kudapatkan. Pikirku “mumpung di toko buku nyari-nyari buku bacaan yang bagus”. Muter-muter sebentas ada buku yang cukup menarik, karya Ippo Santoso yang terkenal judul bukunya 10 Jurus Terlarang. Terlihat dari judulnya saja sudah cukup menarik, akhirnya kuputuskan untuk sekalian membelinya. Ketika berjalan menuju kasir ada 1 lagi buku yang cukup membuatku tertarik. Buku tentang tajwid, tatacara membaca Al Qur’an. Tanpa pikkir panjang kuambil sekalian buku itu, paling tidak untuk bacaan merefrehs kembali ingatan tentang bagaimana membaca Al Qur’an yang baik dan benar.

Cukup lama mencari-cari buku aku dapatkan 3 buku yang salah 1nya akan kujadikan kado untuk sahabatku yang akan menikah. Sahabatku yang 1 ini sahabat yang luar biasa. Aku mengenalnya sejak sama-sama terjun di organisasi kemahasiswaan kampus BEM dan PMII. Namanya Wiwi Widyana, dia perempuan, tapi perempuan yang sangat luar biasa, mesti terkadang sikapnya masih kekanak-kanakan. Tapi itu dulu ketika awal-awal aku mengenalnya sekarang ia sudah menjadi wanita yang anggun dan benar-benar bisa membagi waktu antara organisasi dan akademik dengan baik. Bahkan meski keaktifanya di berbagai kepengurusan organisasi kampus ia masih mampu menjadi mahasiswi yang mempunya prestasi akademik diatas rata-rata.

7 comments:

  1. cuman ditulis sebagai *seseorang* gitu?hahahaha

    ReplyDelete
  2. ga ada yg spesial tentang aku di blog mas :p

    ReplyDelete
  3. ga ada yg spesial ttg aku di blog mas :p

    ReplyDelete
  4. ada kok, ne baru aku tulis lagi de,,nnti malam ku upload, :D

    ReplyDelete