Sunday 26 January 2014

Touring for bestfriend


Sepulang shalat jum’at saya dan sahanbat-sahabat sudah bersiap untuk touring ke Samarinda, bukan untuk hiburan tujuannya tapi untuk menghadiri pernikahan sahabat karib kami. Benar-benar perjalanan yang luar biasa, terlebih untukku ini yang pertama perjalanan jauh mengendarai motor. Apalagi medan yang kami lalui cukup sulit karena banyak jalanan rusak dan berlubang. Kurang lebih 3 setengah jam perjalanan kami lalui untuk sampai di tempat tujuan kami, Samarinda. Untungnya seharian itu cuaca cerah mendukung perjananan kami.

Sesampainya di Samarinda kami mengistirahatkan badan sejenak dan berbenah diri di tempat salah seorang sahabat. Ba’da isya atau kurang lebih pukul 8 malam kami jalan menuju tempat acara. Sangat meriah acara pernikahan sahabat kami ini. Ternyata tempat itu juga sekaligus menjadi tempat reunian kami dengan beberapa sahabat PMII dari Samarinda dan Kutai Kartanegara. Setelahnya seperti sebuah ritual sahabat-sahabat pergerakan yang biasa kami lakukan ketika bertemu sahabat dari jauh yaitu mencari tempat ngopi untuk menghangatkan badan sekaligus berbagi cerita dan ilmu. Dalam istilah kami sendiri bahasa “ngopi” selain secara bahasa kami artikan meminum kopi, istilah “ngopi” juga kami artikan dalam bahasa lain yaitu ngobrol pintar. Istilah itu dimaksudkan agar ngopi yang dipahami tidak hanya bersantai tapi juga berdiskusi untuk menamah wawasan ilmu pengetahuan. ^_^

Friday 24 January 2014

Kisah Semangkuk Soto Panas


Tanggal 25 Desember 2013 itu hari Natal, ya itu benar. Namun tanggal itu juga jadi sejarah perjalananku yang akan selalu kukenang. Bukan apa-apa hanya saja pada tanggal ini aku kembali menapaki tanah Jawa setelah kurang lebih 15 bulan kutinggalkan untuk mengejar studi dan mengumpulkan sedikit pundi-pundi untuk masa depan di tanah rantau. Tepatnya di pulau seberang atau tanah Borneo.

Setelah kurang lebih tujuh jam perjalanan dengan mobil travel mini bus yang membawaku dari tanah Sangatta, kota kecil tempat tinggalku di perantauan menuju ke Bandara Balikpapan. Kemudian dilanjutkan dengan naik pesawat dari balikpapan ke Semarang. Pada akhrinya jam 7 tepat Waktu Indonesia Barat (WIB) aku menapaki tanah jawa. Sunggguh perjalanan yang sangat melelahkan. Sebenarnya penerbanganku lebih cepat dari yang yang dijadwalkan, di tiketku harusnya jam 07:30 WIB namun setengah jam sebelumnya sudah sampai. Hal ini tentu saja membuatku harus menunggu seorang yang menjanjikan menjemputku untuk beberapa saat. Dialah sebab aku pulang, seorang yang selalu kurindui, Vania.

Wednesday 15 January 2014

Sebuah Kado Pernikahan untuk Sahabatku



Mesti kondisi belum begitu fit malam itu tetap saja kupaksakan untuk keluar mencari kado ulang tahun untuk sahabatku yang akan menikah. Musim pancaroba seperti sekarang ini memang sangat rentan seseorang untuk sakit, entah karena flu, batuk bahkan demam. Sebenarnya aku sendiri sudah cukup lama sakit. Ya semenjak kembali ke tempat rantau dari kampung halaman aku jatuh sakit. Menggigil, demam, batuk pilek yang mengganggu kesehatanku selama lebih dari 1 mnggu, hingga pekerjaanku yang seharusnya harus kukejar karena satu minggu kutinggal ke kampung halaman meski terurungkan kembali untuk dijamah. Tak apalah rasa sakit justru akan menjadi pembelajaran bukan, bagaimana kita bisa lebih bersyukur ketika kita sehat.

Setelah bingung apa yang akan aku berikan untuk sahabatku, akhirnya seseorang memberikanku ide “bagaimana kalau buku saja”. Aku langsung terbuka pikirannya, “benar juga, buku bisa jadi hadiah yang mampu bertahan lama untuk dikenang”. Aku pergi ke toko buku terdekat di daerahku. 10 menit mengendarai motor akhirnya aku sampai di depan sebuah toko buku, Cahaya Bandung namanya. Setelah kurang lebih setengah jam mencari ternyata pilihan koleksi bukunya sedikit sekali, wajar saja kotaku masih kecil jadi untuk mencari sesuatu seperti buku yang diinginkan masih sangat sulit karena itu juga sempat beberapa kali aku harus memesan buku online untuk mencari referensi skripsiku. Dan alhamdulillah setelah lama pencarian kutemukan juga buku yang tepat. Judulnya juga kebetulan cocok dengan yang aku inginkan “Sebuah Kado Pernikahan”. Tidak sia-sia aku mencari kado buku, meski koleksinya sedikit di toko ini akhirnya kudapatkan juga apa yang aku cari.

Wednesday 8 January 2014

Jamur Tiram

PROPOSAL KELAYAKAN USAHA
JAMUR TIRAM

Proposal Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah Entrepreneurship
Dosen Pengampu Hariyono, M.Si
Tahun Akademik 2013/2014



Disusun Oleh:
Nur Muhabibudin
10.01.0044­­­­­


PRODI PAI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SANGATTA
KUTAI TIMUR
2013

Saturday 21 December 2013

Para Jomblo berdo'a agar hujan di malam ini

Malam minggu, iya benar saja ini memang malam minggu. Malam yang dinanti-nanti oleh kaum muda-mudi yang sedang kasmaran dan punya pasangan. Tentunya hal ini menjadi kebalikan dari muda-mudi yang sedang tidak punya pasangan alias menjomblo..”termasuk saya,ketawa nyengir, :D”.

Ada banyak hal yang pasti menjadi keinginan dan dambaan para pasangan muda-mudi ketika malam ini datang, jalan dengan pasangannya pastinya. Bagi yang long distance siap-siap dengan hamphonenya menunggu pasangannya menelpon atau untuk menelpon pasangannya. Ada juga yang sekedar di depan laptop dengan jaringan internet yang kuat untuk sekedar chatingan atau webcame an dengan pasanganya yang berjauhan.

Dan yang paling menakjubkan rivalitas yang tidak jelas antara kaum jomblo dengan yang punya pasangan adalah di malam minggu ini. Yah,, yang jomblo tentu saja iri dengan yang punya pasangan, ia hanya berkutat dengan kesendirinanya. Nah ini yang tidak benar katanya setiap jomblo di seluruh dunia berdo’a agar malam minggu slalu menjadi malam yang hening, hujan lebat..haha

Sebenarnya tidak seperti itu juga sih, itu mitos saja..haha. Tapi ya saya pribadi pernah juga, ya namanya juga sama jomblonya..haha
Alhamdulillah malam ini hujan deras,  ^_^

Sunday 15 December 2013

Vania yang menghianati


“Bukankah kita sudah bertunangan Vania?”

Kalimat ini selalu mendengung dalam pikiranku manakala aku tak bisa menerima kenyataan bahwa dia telah bermain dibelakangku dengan pemain lama, orang yang tak ingin kudengar namanya. Aku sadar masalah lama dengannya memang belum usai, tentang bagaimana perasaan mereka berdua yang memang tlah lama saling mengungkapkan perasaan. Aku kecewa pada Vania bukan hanya karena aku yang dikecewakan untuk kesekian kalinya. Tapi kali ini entah apa dia berfikir tentang status tunangan itu. Bukankah itu sudah menyangkut 2 keluarga, keluarganya dan juga keluargaku. 
Entahlah apa yang sebenarnya dipikirkannya. Balas dendamkah itu, berlebihankah dia membalas dendam padaku yang nyatanya aku tak sampai sekejam itu.

Dalam hati aku tak akan pernah melupakan ini, segala sakit dan kekacauan ini. Terlebih apa dia pernah berfikir bahwa aku disini berjuang susah payah untuk dirinya. Untuk bisa mewujudkan impian kami dulu. Namun harus kusadari itu percuma, untuk apa menyesal. Toh yang salah dia, yang dosa dia karena menghianati janj suci kami. Menghianati kepercayaanku, orang tuannya dan orang tuaku. Entah apa pernah berfikir demikian hingga masyarakat akan berkata seperti apa terhadapnya.

Dan aku pasrahkan pada Allah, jika ini jalan yang terbaik dariNya akan kuterima dan kuikhlaskan dirinya dengan orang lain. Mungkin dia memang bukan jodohku. Aku masih bersyukur untung masih sampai disini kalau sampai menikah apa aku masih bisa kuat. Mungkin tanpa pikir panjang akan kuakhiri hidupku saja. Tidak usah banyak berspekulasi lihat kenyataan dan teguran ini aku sadar bahwa manusia tak ada yang sempurna, yang jahat bisa jadi sangat baik dan yang sangat baik bisa jadi berubah menjadi sangat jahat.

Wednesday 4 December 2013

Hikmah


Orang yang berhasil adalah orang yang mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan dan memperbaiki kesalahan tersebut. Begitu pula dengan suatu hubungan, tidak selamanya akan berjalan mulus dan mudah. Ada saja hal yang akan menghalangi atau mengganggu hubungan tersebut.
Sebuah kesalahan kecil dalam sebuah hubungan percintaan dengan perbedaan karakter dan pola pikir bisa menimbulkan permasalahan yang sangat fatal.

Sunday 1 December 2013

Tak dipedulikan


Bukankah kita sudah merdeka, benar bukan? Tapi perjuangan tidak semata harus berhenti disana. Bodoh sekali orang yang berfikir bahwa kemerdekaan itu berhubungan dengan berhentinya perjuangan hidup. Setiap hal dalam hidup ini wajib dan harus kita perjuangkan. Sama halnya dengan cinta, cinta harus kita perjuangkan. Meski Allah telah menjanjikan bahwa jodoh, rejeki, hidup dan mati sudah dituliskannya dalam Kitab Lauhul Mahfush, bukan berarti kita hanya berpasrah. Terus berjuang demi cinta...
***

Setelah berkali-kali telponku tak dihiraukannya semalam, pada kesempataan yang kesekian kalinya telponku diangkat juga meski kuucapkan salam berkali-kali tak dijawabnya. Entahlah mungkin dia jenuh dengan telponku sehingga pada akhirnya diangkatnya namun dibiarkan dan didiamkannya. Benar saja, setelah berkali-kali salamku tak dijawabnya dan berkali-kali pula aku memanggilnya dia hanya terdiam membisu. Hingga akhirnya aku pun yang lelah dan ikut terdiam, namun tak serta merta kututup telpon itu karena untuk diangkat saja sudah perjuangan yang sangat berat. Aku hanya diam sambil mendengarkan musik yang kuputar lewat laptopku. Sekilas tak begitu jelas terdengar percakapan teman-teman sekosnya. Setelah lama tiba-tiba aku mendengar suara tawa yang sangat kukenal. Ya itu suara bunda, suara tawa bunda yang lucu dan sangat khas. Suara yang mampu membuat rasa kegalauan hatiku sekejap sirna. Akupun sedikit ikut dalam suasana tawa mereka. Aku ingat sekali dulu ketika kami sering tertawa bersama, aku sering memintanya untuk tertawa seperti itu, dan akupun sering menirukan ketawanya itu meskipun tak pernah bisa sama persis.

Thursday 21 November 2013

Rusak


Dan benar saja, hari-hariku serasa tak ada artinya. Tak ada semangat mengejar target kegiatan harian yang sudah cukup lama biasa aku lakukan. Hanya di dalam kamar dengan seonggok barang-barang tentangnya dan semua bayangan-bayangan saat bersamanya. Tak kuniatkan puasa meski seharian tak satupun makanan yang kutelan. Sebuah penyesalan terhebat meski aku pernah mengalami kegalauan yang lebih berat dari ini.

Ketika kulihat postingan-postingannya di jejaring sosial, twitter dan facebook. Aku tertegun dan merasa semakin kacau. Dalam benakku pertanyaan besar menghantui langkahku untuk mencoba kembali menguatkan hati. “Apakah dia bahagia dengan hubungan yang seperti ini?”. Tak kuasa aku beranikan diri untuk hubunginya, meski hanya lewat pesan sms kuberanikan diri untuk menanyakan pertannyaan itu. Tak ada jawaban tapi pesanku kali ini dibalasnya dengan sesuatu yang semakin membuatku takut bahwa aku benar-benar akan dilupakannya. Aku tak kuasa menahan sedih dan gundah hati. Aku balas pesannya dengan ajakan untuk kembali rujuk. Namun tak juga dibalasnya.

Monday 11 November 2013

Tanpa sebab yang jelas


Tas sudah kugendong dan HP udah kusaku, helmpun sudah terpakai serta motor sudah siap untuk mengantarkanku ke tempat tujuanku siang ini. “Turutututt”, bunyi sms dari hpku terdengar, memaksaku untuk menghentikan langkahku menuju tempat parkir motor. Pikirku “sms dari siapa ini, apa dari bapakku”. Sore ini memang aku ada janji ke tempat kerja bapakku. “Eh ternyata dari bunda”. Alangkah senang hatiku sms yang kunantikan dari kemaren sore akhirnya dibalas juga. Tapi tak seperti yang diharapkan. Sontak kaget aku membaca sms balesan darinya. Tubuhku serasa lemas gemetaran, langkahku pun sempoyongan meletakkan helm, kembali ke kamar dan tergeletak di kasur.

Tanpa pikir panjang aku langsung menelepon bunda. Mesti ada ketakutan kalau telponku g’diangkatnya seperti telpon-telpon sebelumnya namun aku beranikan diri untuk mencoba. Kali ini berbeda, ia mau mengangkat telponku. Dengan kalimat yang terbata-bata dan nada yang lirih kumulai percakapan kami dengan mengucap salam. Dia menjawabnya dengan nada yang tenang dan santai. Sontak aku langsung mempertanyakan maksud smsnya kalau dia belum bisa untuk berbaikan lagi denganku. Aku tak bisa menerima keadaan ini, aku kembali mencoba mengajaknya untuk rukun dan baikan lagi. Tapi meski sudah kucoba dan memohon-mohon ia bersikeras belum bisa untuk berkomitmen lagi.

Lama kami berdebat, mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi minggu kemaren, minggu yang membuat kami lost contact. Setelah semua jelas aku tetap bersikeras untuk memintanya rujuk kembali, namun ia tetap saja belum bisa. Memang salahku, yang serta merta tanpa memperhatikan situasi dan kondisi, aku membuat keputusan yang kini sangat kusesali. Setelah kusakiti dia, dan dia sudah bisa untuk bangkit lagi, kini kuminta dia untuk kembali menerimaku lagi. Siapa yang mau jatuh untuk kedua kalinya, bahkan untuk kesekian kalinya. Aku tetap tidak menyerah dan kuajak dia baikan lagi. Kucoba membuka kembali memori indah kami saat bersama. Namun itu saja belum cukup, sama sekali ia tak bergeming hatinya. Dia malah menyuruhku untuk berfikir lagi tentang kami kedepan. Sudah kepalang sangat mencintainya itu yang aku rasakan, aku tak bisa hidup tanpanya. 

Aku tak bisa melepaskannya begitu saja. Namun meski kutahan ia buru-buru mengakhiri percakapan kami dengan alasan sudah janjian pergi ke sekolah untuk mengambil nilai PPLnya kemaren.
Aku terdiam di dalam kamar dan membatalkan segala aktifitas yang telah kususun hari ini. Hanya merenung, berfikir dan mencari-cari akal bagaimana aku bisa kembali mengajak bunda rukun lagi. Aku takkan pernah menyerah.